Nama : Riko Widyatmoko Hartaji
Kelas : 3 EB 03
Npm : 25210960
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berkomunikasi dapat disebut juga sebagai kemampuan
berbahasa karena di dalam berkomunikasi digunakan bahasa sebagai media
utamanya. Dalam
berkomunikasi kita menggunakan keterampilan berbahasa yang telah kita
miliki, meskipun setiap orang memiliki
tingkatan atau kualitas yang berbeda. Orang yang memiliki keterampilan
berbahasa secara optimal setiap tujuan komunikasinya dapat dengan mudah
tercapai. Sedangkan bagi orang yang memiliki tingkatan keterampilan berbahasa
yang sangat lemah, sehingga
bukan tujuannya yang tercapai tetapi kemungkinan terjadi kesalah pahaman yang
hanya akan membuat suasana mejadi tidak diharapkan.
Menurut Abd. Gofur (2009:1), komunikasi dapat berupa komunikasi satu
arah, dua arah, dan multi arah. Komunikasi satu arah terjadi ketika seseorang
mengirim pesan kepada orang lain, sedangkan penerima pesan tidak menanggapi isi
pesan tersebut. Misalnya, khotbah jumat dan berita di TV atau radio. Komunikasi dua arah terjadi ketika
pemberi pesan dan penerima pesan saling menanggapi isi pesan. Misalnya, dua orang kerabat jauh yang saling berkirim
surat untuk mengetahui kabar dari masing-masing. Komunikasi multi
arah terjadi ketika pemberi pesan dan penerima pesan yang jumlahnya lebih dari
dua orang saling menanggapi isi pesan. Misalnya, dalam sebuah diskusi kelompok belajar.
Keterampilan berbahasa sangat
kompleks dan luas. Bila kita cermati lebih jauh hampir setiap bidang kehidupan
manusia tidak pernah luput dari aspek kebahasaan. Memang dalam hubungannya dengan fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi, setiap bidang kehidupan tidak pernah lepas dari
peranan bahasa ini. Bahasa harus komunikatif. Ini berarti mudah dipahami oleh
pemakai bahasa sebagai pemberi dan penerima pesan.
Penyajian materi ini dilatarbelakangi
oleh suatu kenyataan bahwa keterampilan berbahasa sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam
kajian akademik dan referensi-referensi ilmiah lainnya, untuk memudahkan
pengkajiannya maka ruang lingkupnya dikelompokkan ke dalam empat aspek, yakni:
·
Keterampilan
menyimak
· Keterampilan berbicara
· Keterampilan membaca
· Keterampilan menulis
Minat
membaca dikalangan siswa SMA dewasa ini membawa dampak yang cukup signifikan
bagi kemampuan pengetahuan siswa. Meskipun tidak semua siswa tidak suka membaca
tetapi tidak sedikit pula siswa yang acuh terhadap kegiatan membaca.
Keterampilan berbahasa terutama membaca sangat berpengaruh dengan keterampilan
berbicara itu sendiri. Pengetahuan yang didapat dari membaca akan meningkatkan
kualitas berbicara siswa. Berbicara yang baik sama pentingnya dengan membaca,
dan tidak dipungkiri keterampilan berbicara seseorang dapat menjadikan orang
tersebut meraih kesuksesan dengan mudah. Inilah yang sekiranya diharapkan agar
para siswa SMA dapat melatih keterampilan berbicara dan membaca.
Untuk
dasar tersebut maka penulis mencoba mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kemampuan
Berbicara Mengutarakan Pendapat dan Membaca Para Siswa Sekolah Menengah Atas.”
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara meningkatkan minat
membaca dikalangan siswa SMA?
b.
Bagaimana
cara melatih kemampuan berbicara siswa dalam mengutarakan pendapat?
1.3.
Tujuan Penelitian
a.
Memenuhi nilai tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
b.
Meningkatkan kembali minat membaca dikalangan
pelajar.
c.
Melatih keterampilan berbicara yang baik
dikalangan pelajar.
1.4. Hipotesis Penelitian
Untuk
menumbuhkan minat siswa agar mau membaca salah satunya dengan menciptakan suatu
atmosfir pembelajaran yang menyenangkan. Misalnya, mengadakan lomba debat
berbahasa dan pidato setiap bulannya yang melibatkan seluruh siswa. Dengan
begitu siswa tertarik untuk banyak membaca sebagai bahan perdebatan lomba
tersebut. Sedangkan untuk melatih para siswa berbicara dengan baik bisa dengan
mengadakan diskusi kelas, menyampaikan pendapat didepan kelas, bercerita
didepan kelas sampai dengan memberikan tugas wawancara kepada siswa.
1.5. Kegunaan Penelitian
1.
Dapat menjadi masukan sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran berbicara yang memungkinkan pembelajaran lebih komprehensif dan
komunikatif.
2.
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan pelajar dalam pembelajaran berbicara.
3.
Menjadikan
pelajar mencintai kegiatan membaca untuk menambah pengetahuan.
1.6. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini penulis membuat batasan-batasan permasalahan yang mencakup hubungan berbicara dan membaca dikalangan
pelajar.
Free Template Blogger
collection template
Hot Deals
BERITA_wongANteng
SEO
theproperty-developer